Salam Untuk Sobat Zikra
Halo Sobat Zikra, kita semua tahu bahwa bersuci adalah salah satu kewajiban dalam agama Islam. Namun, tidak semua orang tahu bagaimana cara mensucikan najis mutawasitah dengan benar. Banyak orang yang masih bingung dalam melaksanakan ibadah ini. Oleh karena itu, dalam artikel kali ini, kita akan membahas cara mensucikan najis mutawasitah dengan lengkap dan jelas.
Pendahuluan
Setiap manusia pasti memiliki kebutuhan untuk membersihkan diri, terutama dalam menjalankan ibadah. Salah satu cara untuk membersihkan diri adalah dengan bersuci. Menurut ajaran Islam, ada beberapa jenis najis yang harus dibersihkan dengan cara tertentu, salah satunya adalah najis mutawasitah. Najis mutawasitah adalah najis yang berasal dari sisa-sisa air kencing atau feses yang masih basah, seperti tetesan air kencing atau feses di pinggir kloset.Mensucikan najis mutawasitah sangat penting dalam Islam karena dapat mempengaruhi sah atau tidaknya ibadah yang kita lakukan. Oleh karena itu, kita harus mengetahui cara mensucikan najis mutawasitah dengan benar agar ibadah kita dapat diterima oleh Allah SWT.
Kelebihan Cara Mensucikan Najis Mutawasitah
1. Menjaga kebersihan diri2. Memenuhi kewajiban sebagai seorang muslim3. Menjaga kesehatan tubuh4. Membuat hati dan jiwa menjadi tenang dan bersih5. Menjaga lingkungan sekitar untuk tetap bersih dan sehat6. Menjaga kesehatan dan kebersihan rumah tangga7. Menjaga kebersihan dan kesehatan masyarakat secara umum
Kekurangan Cara Mensucikan Najis Mutawasitah
1. Membutuhkan waktu dan usaha yang lebih untuk membersihkan diri2. Memerlukan kebersihan dan ketersediaan air bersih3. Memerlukan kenyamanan dan privasi untuk melaksanakan ibadah ini4. Tidak dapat dilakukan di tempat terbuka atau publik5. Memerlukan pengetahuan yang cukup dan benar mengenai cara mensucikan najis mutawasitah6. Dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan aroma yang tidak sedap7. Harus dilakukan dengan hati yang tenang dan fokus agar tidak salah dalam melaksanakannya
Cara Mensucikan Najis Mutawasitah secara Detail
Menurut ajaran Islam, ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam mensucikan najis mutawasitah, yaitu:1. Memastikan terlebih dahulu bahwa najis mutawasitah benar-benar bersih dan tidak berlebihan, jika berlebihan maka harus dibersihkan terlebih dahulu2. Membasuh kotoran dengan air secara tuntas3. Membersihkan anggota tubuh yang terkena najis mutawasitah dengan air minimal tiga kali4. Menggosok anggota tubuh yang terkena najis mutawasitah dengan tangan kiri agar benar-benar bersih5. Mengeringkan anggota tubuh yang telah dibasuh dengan kain atau tisu yang bersih6. Mengucapkan niat untuk membersihkan diri dari najis mutawasitah7. Melakukan gerakan-gerakan dalam mensucikan najis mutawasitah seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW
Tabel Cara Mensucikan Najis Mutawasitah
Langkah | Penjelasan |
---|---|
1 | Memastikan najis mutawasitah bersih dan tidak berlebihan |
2 | Membasuh kotoran dengan air secara tuntas |
3 | Membersihkan anggota tubuh yang terkena najis mutawasitah dengan air minimal tiga kali |
4 | Menggosok anggota tubuh yang terkena najis mutawasitah dengan tangan kiri agar benar-benar bersih |
5 | Mengeringkan anggota tubuh yang telah dibasuh dengan kain atau tisu yang bersih |
6 | Mengucapkan niat untuk membersihkan diri dari najis mutawasitah |
7 | Melakukan gerakan-gerakan dalam mensucikan najis mutawasitah seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW |
FAQ Cara Mensucikan Najis Mutawasitah
1. Apa itu najis mutawasitah?
Najis mutawasitah adalah najis yang berasal dari sisa-sisa air kencing atau feses yang masih basah, seperti tetesan air kencing atau feses di pinggir kloset.
2. Mengapa mensucikan najis mutawasitah sangat penting dalam Islam?
Mensucikan najis mutawasitah sangat penting dalam Islam karena dapat mempengaruhi sah atau tidaknya ibadah yang kita lakukan.
3. Bagaimana cara membersihkan najis mutawasitah?
Cara membersihkan najis mutawasitah adalah dengan memastikan najis mutawasitah bersih dan tidak berlebihan, membilas kotoran dengan air secara tuntas, membersihkan anggota tubuh yang terkena najis mutawasitah dengan air minimal tiga kali, menggosok anggota tubuh yang terkena najis mutawasitah dengan tangan kiri agar benar-benar bersih, mengeringkan anggota tubuh yang telah dibasuh dengan kain atau tisu yang bersih, mengucapkan niat untuk membersihkan diri dari najis mutawasitah, dan melakukan gerakan-gerakan dalam mensucikan najis mutawasitah seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
4. Berapa kali harus membilas kotoran ketika membersihkan najis mutawasitah?
Ketika membersihkan najis mutawasitah, kita harus membilas kotoran dengan air secara tuntas minimal satu kali.
5. Apakah harus menggunakan sabun saat membersihkan najis mutawasitah?
Tidak harus menggunakan sabun saat membersihkan najis mutawasitah, namun boleh saja jika diperlukan.
6. Apakah boleh menggunakan tisu basah saat membersihkan najis mutawasitah?
Boleh menggunakan tisu basah saat membersihkan najis mutawasitah, namun lebih baik menggunakan kain yang bersih dan kering.
7. Bagaimana jika tidak ada air dalam keadaan darurat?
Jika dalam keadaan darurat dan tidak ada air, kita bisa membersihkan anggota tubuh yang terkena najis mutawasitah dengan kain atau tisu yang bersih dan basah.
8. Apakah perlu mandi setelah membersihkan najis mutawasitah?
Tidak perlu mandi setelah membersihkan najis mutawasitah, namun jika kita merasa perlu mandi karena merasa kurang bersih, maka boleh saja mandi.
9. Apakah boleh membersihkan najis mutawasitah di tempat umum?
Tidak boleh membersihkan najis mutawasitah di tempat umum, namun harus dilakukan di tempat yang privasi dan bersih.
10. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan najis mutawasitah?
Waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan najis mutawasitah tergantung dari kebersihan najis dan kebutuhan masing-masing individu.
11. Apakah mensucikan najis mutawasitah hanya dilakukan oleh wanita?
Tidak hanya dilakukan oleh wanita, namun semua umat muslim baik pria maupun wanita wajib mensucikan najis mutawasitah.
12. Apakah mensucikan najis mutawasitah berbeda dengan cara membersihkan najis biasa?
Ya, cara mensucikan najis mutawasitah berbeda dengan cara membersihkan najis biasa karena ada beberapa langkah dan gerakan yang harus dilakukan sesuai dengan ajaran Islam.
13. Apakah ada waktu tertentu untuk mensucikan najis mutawasitah?
Tidak ada waktu tertentu untuk mensucikan najis mutawasitah, namun harus dilakukan secepat mungkin setelah terkena najis mutawasitah.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa mensucikan najis mutawasitah sangat penting dalam Islam, karena dapat mempengaruhi sah atau tidaknya ibadah yang kita lakukan. Cara mensucikan najis mutawasitah dapat dilakukan dengan beberapa langkah yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti memastikan najis mutawasitah bersih dan tidak berlebihan, membilas kotoran dengan air secara tuntas, membersihkan anggota tubuh yang terkena najis mutawasitah dengan air minimal tiga kali, menggosok anggota tubuh yang terkena najis mutawasitah dengan tangan kiri agar benar-benar bersih, mengeringkan anggota tubuh yang telah dibasuh dengan kain atau tisu yang bersih, mengucapkan niat untuk membersihkan diri dari najis mutawasitah, dan melakukan gerakan-gerakan dalam mensucikan najis mutawasitah seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dengan melakukan cara mensucikan najis mutawasitah dengan benar, kita dapat menjaga kebersihan diri, memenuhi kewajiban sebagai seorang muslim, menjaga kesehatan tubuh, membuat hati dan jiwa menjadi tenang dan bersih, menjaga lingkungan sekitar untuk tetap bersih dan sehat, menjaga kesehatan dan kebersihan rumah tangga, serta menjaga kebersihan dan kesehatan masyarakat secara umum.
Kata Penutup
Demikianlah artikel tentang cara mensucikan najis mutawasitah. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua dalam menjalankan ibadah yang benar dan sesuai dengan ajaran agama. Perlu diketahui bahwa artikel ini hanya bersifat informasi dan bukan merupakan fatwa agama dari ulama. Bagi yang membutuhkan fatwa agama mengenai hal ini, silakan berkonsultasi dengan ulama terpercaya. Terima kasih telah membaca, Wassalamu’alaikum.