Surat Resign: Pengunduran Diri yang Santun dari Pekerjaan
Salam sejahtera untuk Sobat Zikra! Bingung atau tidak nyaman dengan pekerjaan saat ini, atau merasa sudah waktunya untuk mencari pengalaman baru? Mungkin, saatnya kamu memikirkan untuk mengajukan surat resign. Surat resign merupakan dokumen yang formal dan penting dalam melakukan pengunduran diri dari sebuah perusahaan. Tujuan utamanya adalah sebagai pemberitahuan resmi kepada atasan dan perusahaan mengenai niat pengunduran diri dari pekerjaan.
Dalam artikel ini, Sobat Zikra akan dibahas tuntas mengenai cara membuat surat resign yang baik dan benar sesuai dengan etika bisnis yang berlaku. Mari disimak dengan seksama!
Kelebihan dan Kekurangan Cara Membuat Surat Resign
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai cara membuat surat resign, penting untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pengajuan surat resign ini. Beberapa kelebihannya antara lain:
Kelebihan | Kekurangan |
---|---|
|
|
Dalam mengajukan surat resign, Sobat Zikra harus memutuskan dengan bijak dan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya dengan teliti.
Pendahuluan
1. Sebelum mengajukan surat resign, Sobat Zikra perlu mengevaluasi alasan yang melatarbelakanginya, apakah untuk mengambil kesempatan baru atau karena alasan lainnya.
2. Pastikan telah memperoleh informasi lengkap dan terbaru mengenai kebijakan dan prosedur perusahaan terkait pengunduran diri.
3. Lakukan pengajuan surat resign dengan sopan dan santun serta menjaga hubungan baik dengan atasan dan rekan kerja.
4. Tunjukkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada perusahaan dan rekan kerja selama menjalani pekerjaan di sana.
5. Sebaiknya, berikan waktu yang cukup untuk perusahaan dan atasan sehingga bisa mencari pengganti yang tepat.
6. Pastikan untuk melaksanakan tanggung jawab pekerjaan dengan baik hingga saat pengunduran diri diumumkan.
7. Jangan lupa untuk melakukan follow-up terhadap surat resign yang diajukan.
Cara Membuat Surat Resign yang Baik dan Benar
1. Surat resign sebaiknya ditulis menggunakan bahasa yang sopan dan formal.
2. Tuliskan judul yang jelas dan terperinci mengenai maksud dan tujuan surat resign.
3. Sertakan alasan yang jelas dan objektif mengenai pengajuan surat resign.
4. Berikan tanggal terakhir bekerja secara spesifik.
5. Tunjukkan kesediaan untuk membantu dan memberikan dukungan selama masa transisi hingga saat pengunduran diri.
6. Jangan lupa untuk menandatangani surat resign dan mengirimkannya kepada atasan dan HRD perusahaan.
7. Setelah mengajukan surat resign, jangan lupa untuk mengecek kembali dokumen dan barang-barang pribadi yang masih ada di perusahaan.
FAQ Tentang Cara Membuat Surat Resign
1. Apa itu surat resign?
Surat resign adalah dokumen formal yang digunakan untuk memberitahukan rencana pengunduran diri dari pekerjaan pada perusahaan dan atasan langsung.
2. Apakah surat resign wajib disampaikan kepada perusahaan?
Iya, surat resign termasuk dokumen penting yang harus disampaikan kepada atasan dan HRD perusahaan sebagai bentuk penghormatan dan jaminan hak dengan cara yang sopan dan benar.
3. Berapa lama sebaiknya memberikan waktu sebelum meninggalkan perusahaan?
Memberikan waktu minimal 2 minggu hingga maksimal 1 bulan sebelum meninggalkan perusahaan untuk memudahkan proses pergantian.
4. Apa saja informasi yang harus disertakan pada surat resign?
Beberapa informasi yang harus disertakan pada surat resign antara lain alasan pengunduran diri, tanggal terakhir bekerja, dan rasa terima kasih kepada perusahaan dan rekan kerja.
Menulis surat resign yang baik dan benar dapat dilakukan dengan cara menggunakan bahasa yang sopan dan formal, menyertakan alasan yang jelas dan objektif, serta memberikan tanggal terakhir bekerja secara spesifik.
Boleh menggunakan komputer dengan mencetak surat tersebut dan menandatanganinya secara manual.
7. Apakah penting untuk menjaga hubungan baik dengan atasan dan rekan kerja setelah mengajukan surat resign?
Iya, menjaga hubungan baik dengan atasan dan rekan kerja setelah mengajukan surat resign akan memudahkan proses pergantian dan membuka peluang untuk bekerja kembali di perusahaan tersebut.
8. Bagaimana jika perusahaan tidak mengijinkan untuk mengajukan surat resign?
Jika perusahaan tidak mengijinkan untuk mengajukan surat resign, Sobat Zikra bisa melakukan negosiasi secara baik dan benar serta mempertimbangkan konsekuensi dari pengunduran diri tanpa pemberitahuan formal.
9. Apa yang harus dilakukan sebelum mengajukan surat resign?
Sebelum mengajukan surat resign, Sobat Zikra sebaiknya mengevaluasi alasan yang melatarbelakanginya, memperoleh informasi lengkap mengenai kebijakan perusahaan, serta menentukan waktu yang tepat untuk mengundurkan diri.
10. Apakah harus memberikan alasan pengunduran diri secara detail?
Tidak harus, Sobat Zikra dapat memberikan alasan yang jelas dan objektif secara singkat dan padat.
11. Apakah penting untuk meminta surat referensi setelah mengajukan surat resign?
Iya, meminta surat referensi akan memudahkan dalam mencari pekerjaan baru dan memberikan referensi positif tentang pengalaman kerja di perusahaan sebelumnya.
12. Bagaimana jika perusahaan melakukan kontra-tawaran setelah mengajukan surat resign?
Sobat Zikra harus mempertimbangkan dengan bijak dan objektif apakah kontra-tawaran tersebut sesuai dengan nilai dan tujuan karir jangka panjangnya.
13. Apakah penting untuk memberikan kesediaan untuk membantu selama masa transisi setelah mengajukan surat resign?
Iya, memberikan kesediaan untuk membantu selama masa transisi setelah mengajukan surat resign akan memberikan kesan positif dan mendukung proses pergantian.
Kesimpulan
Sobat Zikra, pengajuan surat resign merupakan keputusan penting dalam karir yang harus dipertimbangkan dengan bijak dan objektif. Dalam mengajukan surat resign, Sobat Zikra perlu mengikuti etika bisnis yang berlaku dan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya dengan teliti. Surat resign yang baik dan benar menunjukkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada perusahaan dan rekan kerja serta menghindari konflik yang tidak perlu. Selamat mencoba!
Disclaimer
Artikel ini hanya sebagai referensi, dan penulis tidak bertanggung jawab atas segala bentuk kerugian yang mungkin terjadi sebagai hasil dari penggunaan informasi yang diberikan.